Asas Manajemen

A. Latar belakang

Manajemen adalah salah satu bagian terpenting  dalam suatu perusahaan. Tugasnya sangat krusial dalam suatu organisasi yakni, menentukan dan mengawasi kinerja suatu organisasi agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen itu sendiri. Dari sini dapat diketahui bahwa manajemen mutlak diperlukan dalam suatu organisasi karena merupakan pusat kinerja dari organisasi itu sendiri.

Berbagai tugas manajemen itu sendiri di jelaskan lebih lanjut  dalam fungsi manajemen. Fungsi manajemen ini dapat berbeda pada tiap perusahaan tergantung dari penggunaannya. Namun yang utama terdiri dari Planning, Organizing, Leading dan Controlling yang sering disingkat menjadi POLC. Walaupun berbeda-beda, tujuan manajemen dalam suatu organisasi selalu sama yaitu mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Lebih lanjut lagi, yang melatarbelakangi fungsi manajemen ini adalah teori yang dikembangkan oleh Henry Fayol, yakni teori organisasi klasik. Teori ini masih memiliki kekurangan yakni berfokus kepada masalah teknis. Teori manajemen lain yang berkembang dan berusaha melengkapi teori ini adalah aliran tingkah laku manusia yang melihat keberhasilan kinerja  manajemen dapat dicapai dengan memperhatikan dan mengarahkan tingkah laku anggota organisasi.

B. Kerangka teori

a. Pengertian Manajemen

Sebelum memulai lebih jauh mengenai manajemen, harus diketahui terlebih dahulu mengenai pengertian dari manajemen. Terdapat berbagai pendapat mengenai manajemen. Mary Parker Follet berpendapat bahwa manjemen adalah seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan Stephen Robbin berpendapat hampir sama yakni koordinasi aktivitas kerja sehingga dapat diselesaikan secara efektif dan efisien melalui orang lain. Pendapat lain mengatakan bahwa manajemen adalah POLC dari sumber-sumber organisasi yang berupa manusia serta materi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Jones dan George, 2007:p.5).

b. POLC

POLC yang dimaksud disini adalah proses manajemen yang  terdiri  dari planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), leading (pemimpinan), dan controlling (pengendalian). Planning merupakan proses awal pengidentifikasian dan menyeleksi tujuan yang sesuai  serta program kegiatan yang terbaik dalam mencapai tujuan tersebut. Perencanaan yang baik juga mempertimbangkan jangka waktu yang tepat di tiap rencana program kegiatan.  Selanjutnya adalah organizing yang merupakan proses membangun hubungan tugas dan wewenang yang membuat orang untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi. Yang dikoordinasikan disini adalah antara sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada. Perlu diingat bahwa sasaran yang berbeda memerlukan struktur yang berbeda. Hal inilah yang menjadi salah satu dasar dalam pengorganisasian dalam mengatur SDA  dan SDM. Hal penting lainnya dalam pengorganisasisan adalah staffing. Staffing adalah pencarian anggota dalam organisasi. Di dalamnya juga termasuk penempatan dan pelatihan para staff yang telah dipilih tersebut.  Lalu proses manajemen selanjutnya adalah leading yaitu proses motivasi serta  koordinasi baik individu maupun kelompok untuk dapat bekerjasama mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang dimaksud lebih kepada bagaimana seorang pemimpin mengarahkan untuk maju dan mempengaruhi aktivitas bawahannya dengan menciptakan suasana menyenangkan untuk bekerja. Dan proses manajemen terkahir adalah controlling yaitu penetapan pengukuran yang akurat dan sistem monitoring untuk mengevaluasi seberapa baik organisasi telah mencapai tujuannya. Dalam fungsi pengendalian ini terdapat berbagai elemen yang perlu diperhatikan yaitu penetapan standar kerja, pengukuran prestasi yang telah dicapai, pembandingan prestasi yang telah ada serta koreksi dari kesalahan yang terlihat.  Salah satu pendekatan yang sering digunakan adalah TQM atau Total Quality Management yang memusatkan manajemen pada perbaikan yang terus menerus.

c. Peran Organisasi

Elemen terpenting lainnya yang membentuk manajemen adalah orang-orang yang menjalankan manajemen itu sendiri, yakni organisasi. Organisasi adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran. (Stoner,Freeman dan Gilbert Jr, 1995:p.6). Dalam buku Management 2nd Edition, Stoner menerangkan berbagai peranan organisasi. Antara lain adalah penggunaan organisasi sebagai alat untuk mencapai tujuan, untuk melestarikan pengetahuan serta sumber karir.

d. Peran Manajer

Selain organisasi hal penting lainnya yang menjadi poin utama dalam manajemen dan organisasi adalah satu orang di balik layar yang mengatur hubungan semuanya yaitu manajer. Peran utama manajer adalah sebagai penggerak roda perusahaan utama menuju ke arah tujuan perusahaan. Penjelasan lebih lanjut mengenai manajer dijelaskan oleh Stoner dalam bukunya Management 2nd edition, yakni:

    Manajer bekerja melalui orang lain baik bawahan maupun klien.

    Manajer bertindak sebagai saluran komunikasi di dalam organisasi karena menetapkan tujuan jangka panjang perusahaan dan menyediakan informasi yang tepat.

    Manajer bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas kerjaannya dan kerjaan bawahnya, karena itu manajer harus mengevaluasi kerjaan bawahannya untuk menjaga nama baik dirinya sendiri. Hal ini juga menunjukan manajer harus bekerja lebih baik dibanding yang lainnya.

    Manajer menentukan tujuan yang saling bertentangan dan menentukan prioritas. Hal ini terjadi akibat tujuan dan sumber daya yang ada saling bertentangan, dari sini manajer memutuskan siapa dan apa yang paling baik digunakan untuk menyelesaikan masalah yang muncul dalam suatu organisasi.

    Manajer harus berpikir secara analitis dan konseptual dengan cara membagi permasalahan sebagai komponen-komponen lalu dianalisa sehingga akhirnya ditemukan penyelesaian yang tepat.

    Manajer adalah mediator disaat terjadi perselisihan diantara orang-orang yang berada dalam organisasi maupun diluar organisasi akibat dari tujuan dan jenis orang yang bermacam-macam.

    Manajer adalah politikus dikaitkan dengan penciptaan hubungan, pendekatan serta kompromi dalam mencapai tujuan organisasi.

    Manajer adalah diplomat mewakili organisasinya saat berbicara dengan organisasi lain.

    Manajer merupakan simbol yakni lambang keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi dilihat dari tanggung jawab yang diembannya.

    Manajer mengambil keputusan sulit karena masalah yang akan selalu muncul.

e. Efektif dan efisien

Hal lain yang menjadi prioritas bagi organisasi adalah mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Tapi bukan sembarang mencapai tujuan organisasi biasa. Tujuan organisasi harus bisa dicapai secara efektif dan efisien. Efektif yang dimaksud adalah pemilihan cara yang tepat dalam mencapai tujuan. Ukuran yang menunjukan kesesuaian tujuan organisasi yang ingin dicapai dengan tingkat pencapaian tujuan organisasi yang nyata dan faktual. Pendapat lainya mengatakan efektif yang dimaksud adalah kemampuan untuk menentukan tujuan yang memadai atau melakukan hal yang tepat (Stoner,Freeman dan Gilbert Jr, 1995:p.9) sehingga dapat dikatakan efektivitas sudah harus dilakukan dari awal saat memulai organisasi dan terus dilakukan selama proses mencapai tujuan organisasi. Sedangkan efisiensi adalah permasalahan mengenai input dan output yakni perbandingan input yang seminimal mungkin untuk menghasilkan output yang maksimal (hemat) sehingga manajer dikatakan berhasil apabila dalam pencapaian tujuan organisasi dapat menekan biaya sumber daya. Dalam buku yang lain, efisiensi adalah permasalahan ketepatan (Stoner,Freeman dan Gilbert Jr, 1995:p.9). Sama halnya dengan pendapat sebelumnya, ketepatan yang dimaksud adalah pengukuran input yang dibutuhkan untuk menghasilkan output yang diperlukan.

Keefektifan dan keefisienan ini juga dapat digunakan sebagai pengukuran prestasi. Terdapat dua jenis pengukuran prestasi, yakni prestasi manajerial dan prestasi organisasi. Sesuai dengan namanya, prestasi manajerial mengukur seberapa efektif dan efisien kerja mereka yang akan mempengaruhi prestasi organisasi, yakni seberapa efektif dan efisien kerja suatu organisasi.

f. Dasar Manajemen

Dasar manajemen yang baik akan menghasilkan pencapaian tujuan secara baik pula. Karena itulah dasar menjadi penting sebelum memulasi suatu organisasi. Menurut studi yang dilakukan oleh Thomas J. Peters dan Robert H. Waterman dalam In Search of Excellence: Lesson from America’s Best Run Companies (1982), terdapat deLAPAN atribut perusahaan yang unggul:
  •     Keunggulan dalam bertindak
  •     Tetap dekat dengan pelanggan
  •     Otonomi dan kewiraswastaan
  •     Produktivitas melalui manusia
  •     Kehadiran sosok pimpinan
  •     Pemahaman bisnis yang mendalam
  •     Bentuk yang sederhana, struktur dan ramping
  •     Sikap yang tetap longgar.

g. Tingkatan Manajer

Terdapat berbagai tipe manajer dilihat dari tingkatan dan lingkup kerjanya. Menurut tingkatannya terdapat manajer lini pertama, manajer menengah/madya dan manajer puncak. Manajer lini pertama bertanggung jawab atas pengawasan sehari-hari dari karyawan non manajerial (pekerja operasional) bukan kerja dari manajer lain karena mereka merupakan tingkat pertama atau terendah dari manajer dalam hirarki organisasi. Sering juga disebut sebagai mandor, pengawas produksi, pengawas tehnik, kepala bagian tata usaha, foreman atau supervisor.  Diatas manajer lini pertama terdapat manajer menegah yang bertanggung jawab menemukan cara terbaik dalam menggunakan sumber daya alam untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajer menegah mengarahkan kegiatan manajer lini pertama. Tanggung jawabnya antara lain mengimplementasikan kebijakan organisasi dan menyeimbangkan permintaan dari manajer dengan kapasitas karyawan. Sebutan lain dari manajer menegah adalah manajer pabrik. Dan selanjutnya adalah manajer puncak yang bertanggung jawab atas keseluruhan kinerja organisasi, mulai dari penetapan tujuan organisasi, interaksi antar kementrian serta pengawasan kinerja manajer menengah. Sebutan lain dari manajer puncak adalah chief executive, officer/direktur utama, presiden direktur dan senior vice president, eksekutif dan wakil presiden. Mereka bertanggung jawab langsung terhadap atasan utama yakni CEO (Chief Executive Officer). Sedangkan berdasarkan ruang lingkup kerjanya, manajer dibagi menjadi dua, yakni manajer fungsional dan manajer umum. Manajer fungsional bertanggung jawab hanya pada satu kegiatan organisasi seperti produksi, pemasaran, penjualan atau keuangan. Secara tidak langsung manajer fungsional menyatukan kesamaan tugas. Sedangkan manajer umum lebih rumit dibandingkan manajer fungsional. Hal ini dilihat bawahan manajer umum yakni unit yang kompleks seperti perusahaan, anak perusahaan atau divisi operasi independen semakin besar suatu perusahaan dan cabangnya tentunya semakin banyak manajer umum di dalamnya.

h. Kemampuan Manajer

Tidak semua orang bisa menjadi manajer, diperlukan berbagai macam kemampuan untuk dapat menyesuaikan keadaan SDM dan SDA untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Kemampuan itu termasuk di dalamnya pendidikan dan pengalaman. Lebih lanjut lagi pendidikan dan pengalaman ini masuk ke dalam tiga prinsip yakni kemampuan konseptual, manusiawi dan tekhnikal. Kemampuan konseptual mencakup kemampuan mental untuk mengkoordinasi dan mengintegrasikan berbagai macam kepentingan dan kegiatan organisasi. Hal ini ditunjukan dengan kemampuan analisa dan diagnosa situasi sehingga dapat membedakan antara sebab dan akibat. Kemampuan ini terutama dibutuhkan untuk top manager karena tugasnya sebagai perencana dan pengorganisasian. Selanjutnya adalah kemampuan manusiawi yakni kemampuan untuk dapat bekerja dengan orang lain termasuk didalamnya kemampuan untuk mengerti, motivasi, merubah, memimpin serta mengatur perilaku individu dan kelompok menjadi kelompok yang kohesif. Dan yang terakhir kemampuan teknis yakni kemampuan spesifik dalam peran organisasi termasuk penggunaan alat, prosedur dan tehnik di bidang khusus yang diperlukan organisasi. Ketiga kemampuan ini sangat penting namun terdapat perbedaan kepentingan bagi tingkatan manajer. Misalnya manajer lini pertama diharapkan kemampuan tekhnisnya lebih tinggi dibanding lainnya, manajer menengah diharapkan kemampuan manusiawinya lebih tinggi serta manajemen puncak diharapkan mempunyai kemampuan konseptual lebih tinggi sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan seperti yang sudah disebutkan sebelumnya.

i. Peran Manajerial

Peran manajerial sendiri adalah kumpulan tugas spesifik yang dilakukan manajer karena posisi yang dipegangnya di dalam organisasi. Mintzberg menerangkan berbagai peranan manajerial. Terdapat tiga garis besar yakni peranan antarpribadi (interpersonal role) yang terdiri dari tokoh (figurehead), pemimpin (leader) dan penghubung (liaison), lalu peranan informasional (informational role) yang terdiri dari pemantau (monitor), penyebar (disseminator) dan juru bicara (spokesperson) serta peranan pengambil keputusan (decisional role) yang terdiri dari wiraswasta (enterpreuner), pemadam keributan (disturbance handler), pengalokasi sumber daya (resource allocator) dan perunding (negotiator). Berikutnya akan dijelaskan satu persatu. Peranan antar pribadi merupakan tugas yang dilakukan setiap saat karena manajer akan bertemu dengan orang lain di tiap kerjanya sehingga bersifat rutin namun tetap tidak boleh diabaikan. Sebagai tokoh, manajer bertindak melakukan tugas-tugas seremonial, membuat outline masa depan perusahaan, penentuan rapat, pembukaan cabang dan sebaginya. Sebagai pemimpin, manajer menyemangati dan mengawasi kinerja bawahannya. Terakhir sebagai penghubung,  manajer berhubungan dengan klien di luar organisasi termasuk dengan kementrian yang berbeda. Selanjutnya adalah peranan informasional. Informasi berperan penting bagi manajer sebagai pijakan dalam pengambilan keputusan. Sebagai pemantau, manajer akan terus mencari informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi termasuk perubahan lingkungan eksternal dan internal yang selanjutnya sebagai penyebar, manajer memilah informasi untuk disebarkan ke pihak-pihak yang membutuhkan informasi. Informasi yang disebarkan antara lain tujuan organisasi serta perubahan lingkungan eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi organisasi  Dan terakhir sebagai jurubicara, manajer memberikan informasi kepada publik serta klien tertentu untuk memberitahukan kinerja organisasi. Dapat dilakukan dengan pembuatan iklan, kampanye, press release dan sebagainya. Dilihat dari sisi peranan pengambil keputusan, manajer menggunakan informasi yang sudah dimilikinya tadi sebagi dasar dalam mengambil keputusan. Dalam peran wiraswasta, manajer menyempurnakan unitnya yakni sumber daya yang dimiliki dengan melakukan perubahan sehingga menghasilkan jasa dan barang yang inovatif . Dalam peran pemadam keributan, manajer bertindak cepat mengambil tindakan yang tepat terhadap keadaan yang ada di luar kontrolnya baik di dalam maupun di luar lingkungan. Sebagai pengalokasi sumber daya, manajer memperhitungkan sumber daya yang dibutuhkan agar penggunaanya efisien dalam mencapai tujuan perusahaan termasuk anggaran dan gaji. Sebagai perunding, manajer penghubungan antar dua pihak yang akan bekerjasama demi mencapai tujuan organisasi masing-masing seperti pihak supplier, distributor dan persatuan pekerja untuk mencapau kesepakatan mengenai sumber daya yang dibutuhkan organisasi.

j. Teori manajemen

    Teori  organisasi klasik

Teori ini diperkenalkan oleh Henry Fayol (1841-1925) pendiri aliran manajemen klasik. Disini Fayol membagi perusahaan ke dalam enam kegiatan yakni

1.      Teknis (technical) – memproduksi dan membuat produk

2.      Perdagangan (commercial) – membeli bahan baku dan menjual produk

3.      Keuangan (financial) – mencari dengan menggunakan modal

4.      Keamanan (security) – melindungi para pekerja dan harta

5.      Akuntansi (accounting) – mencatat dan mengecek biaya serta statistik

6.      Manajerial (management)

Selanjutnya, Fayol juga memiliki konsepsi tersendiri mengenai fungsi manajemen. Fayol mendefinisikan manajemen menjadi lima bagian, yakni merencanakan, memerintah, mengkoordinasi dan mengendalikan. Fungsi manajemen ini selanjutnya berkembang sesuai dengan apa yang ada saat ini dan disesuaikan penggunaannya tergantung dari organisasi tersebut.


Selain itu terdapat 14  prinsip manajemen Fayol
  1.     Devision of Labor (pembagian kerja). Diterapkan pada lini perakitan, menjelaskan bahwa pekerjaan akan semakin efisien apabila seseorang bekerja sesuai spesialisasinya.
  2.     Authority (wewenang). Manajer mengeluarkan perintah untuk dipatuhi.
  3.     Dicipline (disiplin). Setiap anggota organisasi mematuhi aturan organisasi.
  4.     Unity of Command (kesatuan perintah). Setiap bawahan hanya menerima instruksi dari seorang atasan saja untuk menghilangkan kebingungan dan saling lempar tanggung jawab.
  5.     Unity of Direction (kesatuan arah). Tiap bagian hanya memiliki satu kepala dan tiap perintah harus sesuai dengan perencanaan agar menjadi satu arah.
  6.     Subordination of Individual Interest to Generale Interest (mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi). Kepentingan seseorang tidak boleh di atas kepentingan bersama atau organisasi.
  7.     Renumeration (pemberian upah). Gaji bagi pegawai merupakan harga servis atau layanan yang diberikan, kompensasi yang dibagikan secara adil.
  8.     Centralization (pemusatan). Dengan mengatur pembagian tugas dan wewenang antara atasan dan bawahan.
  9.     The Hierarchy (jenjang jabatan). Tingkatan tiap anggota dalam organisasi dari puncak sampai bawah.
  10.     Order (tata tertib). SDM dan SDA harus berada di tempat dan waktu yang tepat.
  11.     Equity (kesamaan). Persamaan perlakuan kepada semua anggota organisasi.
  12.     Stability of Staff (kestabilan staf). Perputaran staf yang teratur, tidak terlalu sering atau malah terlalu jarang.
  13.     Initiative (Inisiatif). Bawahan diberi kekuasaan dan kebebasan di dalam mengeluarkan pendapatnya, menjalankan dan menyelesaikan rencananya.
  14.     Esprit the Corps (semangat korps).

Membuat semua anggota organisasi bersatu dengan membagi rasa semangat .

    Aliran tingkah laku manusia

Teori ini didukung oleh berkembangnya ilmu sosiologi dan psikologi. Teori ini melihat orang-orang yang bekerja dalam suatu organisasi sebagai suatu kumpulan manusia yang memiliki jiwanya masing-masing, dengan pemahaman seperti ini, manajer diharapkan lebih melihat kepada tingkah laku bawahannya dalam mencapai tujuan organisasi nantinya yakni melalui manajemen karyawan. Lebih jauh lagi aliran ini melihat bagaimana hubungan antar manusia dapat membawa keuntungan dalam pengaturan organisasi. Selain itu, teori ini melihat cara manusia bertingkah laku dalam organisasi sebagai suatu kesatuan. Hugo Munsterberg dalam bukunya Psychology and Industrial Efficiency menyatakan bahwa produktivitas dapat ditingkatkan melalui :

    Menemukan orang yang terbaik dibidangnya.
    Memberikan kondisi psikologis yang terbaik.
    Menggunakan pengaruh psikologi possible effect untuk mendorong karyawan.

Selain itu, terdapat eksperimen lain yang menyatakan karyawan akan bekerja lebih baik apabila mengetahui bahwa manajemen organisasi memperhatikan kesejahteraan mereka. Eksperimen ini selanjutnya dikenal sebagai Hawthorne effect. Selain itu lingkungan social karyawan akan mempengaruhi kinerja karyawan menjadi lebih baik atau buruk. Hal ini selanjutnya berdampak bahwa tuntutan kelompok akan lebih kuat dibanding sambutan manajemen. Teori ini juga berdasar kepada hirarki kebutuhan Maslow yang melihat manusia sebagai mahluk yang keinginannya terus bertambah seiring pencapaiannya.


    Perbandingan teori  organisasi klasik dan aliran tingkah laku manusia

Kekurangan teori organisasi klasik hampir sama dengan teori klasik lainnya yakni dibatasi oleh pengetahuan dan kondisi yang ada pada masa lampau. Namun, masih banyak bagian dari teori organisasi klasik yang masih bertahan sampai sekarang. Seperti keterampilan manajemen serta pemisahan bidang-bidang utama praktek manajer. Kekurangan lain dari teori organisasi klasik adalah cakupannya yang terlalu luas. Selain itu, anggapan bahwa manajer harus mempertahankan otoritas formalnya, sudah tidak bisa dilakukan pada jaman sekarang dikarenakan makin terdidiknya karyawan. Hal ini dan berbagai hubungan kemanusiaan yang tidak dibahas dalam teori organisasi klasik, dibahas dalam aliran tingkah laku manusia. Dengan menekankan kepada kebutuhan sosial, gerakan hubungan antar manusia memperbaki pendekatan klasik yang berpendapat bahwa produktivitas hanya berkutat pada masalah tehnik. Aliran tingkah laku manusia juga mengembangkan adanya penelitian dinamika kelompok. Namun, tak ada gading yang tak retak. Aliran tingkah laku manusia berpendat bahwa lingkungan sosial adalah satu-satunya pengaruh besar terhadap kinerja organisasi. Kenyataanya di organisasi, terdapat faktor yang berkaitan yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi.


sumber 

Komentar

Postingan Populer